Kamis, 20 Maret 2014

Puisi



Waktu




Waktu tenyata bisa mengobati luka.
Waktu berjalan, meskipun masa-masa kita bersama tertinggal jauh di belakangku tetapi tetap saja kenangan kita ikut terbawa kemanapun aku pergi.
Aku kehilanganmu.
Juga kita.

Aku tersesat di antara waktu yang telah kulalui akhir-akhir ini.
Aku berharap putaran waktu jam dinding berbalik agar sekali lagi aku bisa mengubahnya.
Mengubah diriku.
Mengubah kamu.

Mengubah kita.
Agar sekali lagi tak akan berakhir mengenaskan seperti ini.
Agar aku menyiapkan diriku untuk terluka dan berdarah untuk orang yang salah.
Tetapi semuanya telah berlalu.

Meninggalkan ku sendiri dalam keramaian kenangan yang mengekangku.
Menahan nafasku, menjegal setiap langkahku.
Tetapi untuk waktu yang sekian lama, akhirnya waktu menarikku keluar dari keramaian itu dengan paksa.
Aku sendiri lagi.

Bukan untuk pertama kalinya aku menghadapi dinginnya kesendirian.
Hanya saja sakitnya tetap terasa sama, seolah aku tak pernah merasakannya.
Kini luka itu seakan termakan waktu, terkikis kenyataan.
Lukanya masih ada, walaupun sisanya sedikit, hanya saja terasa sesekali.

Mungkin sang waktu mengajarkan agar aku tak terlalu berharap.
Pada mereka yang hanya akan meninggalkan luka dan membuatku menelan segala bualan manis mereka.
Waktu, walau rasanya sakit dipaksa keluar,
Terimakasih membuatku terlihat lebih baik.








Whahaha, pertama kalinya ngepost puisi, karya sendiri pula. Galo, galo, gaje khas anak remaja gitu lah ya =D anyway, puisi ini sebenarnya udah lama banget aku bikinnya, cuman ngepostnya sekarang. Soalnya sekarang udah ga galo, galo, gaje gitu. Overall, wish y'all like this yawn ;* thanks for read, guys

Tidak ada komentar:

Posting Komentar