Dearest you,
Apa kabar, Teman lama? Sepertinya apa yang kulihat selama
ini adalah kamu baik-baik saja tanpa aku dalam hidupmu. Kuharap kamu sehat
seperti dulu saat kita masih bersama sebaga sahabat.
Aku? Jangan tanyakan kabarku, Teman, hingga kini aku
masih tak bisa melupakanmu semudah kamu melupakanku. Dulu ketika aku tau kita
masih dipertemukan lagi dalam satu sekolah yang sama, aku berpikir bahwa ini
takdir. Bahwa aku dan kamu akan kembali seperti dulu lagi, seakrab dulu. Tapi setahun
sudah terlewati dan kita masih saja sama seperti orang asing yang tak pernah
mengenal. Dan sekarang aku tau bahwa ini hanyalah kebetulan yang cukup akurat.
Teman, kamu adalah cinta keduaku, cukup berharga
untuk kulupakan tapi cukup menyakitkan untuk terus dikenang. Tenang saja, aku
sudah bisa move on kok dari kamu. Setelah
waktu yang lama aku terus menunggu kamu kembali, aku sadar itu tidak akan
pernah terjadi. WE ARE NEVER EVER
GETTING BACK TOGETHER ANYMORE. Menyedihkan, bukan? Bagiku sangat
menyedihkan.
Aku kangen kamu. Sampai sekarang aku kangen kamu. Meski
bayanganmu kulihat dan tawamu menggema setiap hari, aku masih merindukan
kenangan kita. Kamu ingat perdebatan-perdebatan kecil yang sering kita lakukan
setiap hari dulu? Saat aku tidak mau kalah dan kamu juga selalu merasa benar. Saat
aku menangis dan kamu benar-benar
speechless disampingku meski akhirnya mencari tisu kemana-mana.
Disini, di tulisan dunia maya ini aku akan melakukan
pengakuan tentangmu. Pengecut memang, tapi jika suatu saat kamu membacanya,
percayalah bahwa ini yang terjadi pada diriku.
Aku mengaku aku menyukaimu sejak 4 Februari 2013,
setelah kita berdebat tentang pelajaran musik dan ternyata kita berdua memang
tidak ada yang benar. Kamulah cowo 04.02 yang sering kuceritakan itu kepadamu,
hanya saja kamu yang tidak sadar. Hingga tanggal yang sama di tahun berikutnya,
aku masih stuck padamu. Aku masih
sering mengawasi langkahmu dari kejauhan, menanyakan kabarmu pada teman-temanmu
dan diam-diam mendengarkan tawamu. Tapi setelah tanggal itu, aku berhasil untuk
tidak melakukan itu semua. Meski terkadang saat aku yakin tidak ada yang
memperhatikanku, aku masih diam-diam mengawasimu.
Kamu cinta keduaku, orang yang mampu membuatku
melupakan cinta pertamaku yang terlarang. Terimakasih untuk waktumu dan juga
semua kenangan-kenangan berharganya. Kamu tetap akan jadi bagian yang ikut
membuatku seperti ini, Clepto.
Sincerely,
Fedophyll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar